Studienkolleg Indonesia – Selain harus memenuhi beberapa persyaratan umum seperti visa dan kemampuan bahasa, siswa Indonesia yang ingin kuliah di Jerman harus mengikuti Studienkolleg. Studienkolleg Indonesia harus dijalani 1-2 tahun sebelum kuliah dimulai. Oleh sebab itu, persiapannya harus dimulai sejak dini.
Pengertian Studienkolleg
Studienkolleg adalah sebuah pendidikan yang menjadi program penyetaraan antara kurikulum pendidikan Jerman dengan kurikulum di luar negara Jerman, termasuk Indonesia. Program Studienkolleg Indonesia atau Jerman umumnya diadakan selama 1-2 semester.
Untuk Studienkolleg yang diadakan di Jerman, Pemerintah Jerman memberi batasan Studienkolleg dapat dilakukan hingga 2 tahun.
Pendidikan penyetaraan Studienkolleg terdiri dari beberapa program. Program-program tersebut dapat dibedakan berdasarkan institusi tujuan pendidikannya, yaitu sebagai berikut:
Untuk Persiapan Masuk Universitas:
1. G-Kurs untuk humaniora
2. Wirtschaft-Kurs atau W-Kurs untuk ilmu sosial (termasuk ekonomi dan hukum)
3. Medizin-Kurs atau M-Kurs untuk studi medis (kedokteran, biologi, kedokteran gigi, farmasi dan kedokteran hewan)
4. Technik-Kurs atau T-Kurs untuk studi teknis (teknik, matematika, fisika, kimia) dan
5. S-Kurs untuk filologi
Untuk Persiapan Masuk Pendidikan Praktis Atau Kejuruan:
1. TI-Kurs untuk studi Teknis dan Teknik
2. WW-Kurs untuk studi Ekonomi dan Bisnis
3. GD-Kurs untuk studi Seni dan Desain
4. Sozialwissenschaften-Kurs atau SW-Kurs untuk studi Ilmu Sosial
Studienkolleg Indonesia
Untuk mengikuti Studienkolleg, siswa Indonesia tidak harus ke Jerman. Sejak tahun 2003, telah ada Studienkolleg Indonesia yang memungkinkan calon mahasiswa dari Indonesia mengikuti Studienkolleg di dalam negeri. Studienkolleg Indonesia adalah kerjasama institusi Jerman-Indonesia dan di bawah tanggung jawab Yayasan Indonesia-Jerman.
Jenis Studienkolleg
Penting untuk memperhatikan jurusan kuliah yang akan diambil di Jerman, apakah jurusan yang bersifat praktis atau teoritis. Hal tersebut akan menantukan jenis Studienkolleg yang akan diambil.
Untuk jurusan kuliah teoritis atau untuk mendaftar universitas secara umum, kita bisa mendaftar Studienkolleg reguler. Sementara itu, untuk mendaftar masuk pendidikan yang bersifat kejuruan atau mempelajari ilmu praktis, lebih tepat jika mendaftar Studienkolleg Fachhochschule.
Syarat Mendaftar Studienkolleg
Studienkolleg bukanlah program kursus. Untuk dapat mengikuti Studienkolleg Indonesia, siswa harus sudah memiliki kemampuan berbahasa Jerman tingkat dasar yang dibuktikan dengan sertifikat Grundstufe, yaitu Zertifikat Deutsch (ZD) yang dikeluarkan oleh Goethe Institut.
Persyaratan untuk dapat masuk Studienkolleg Indonesia bisa saja berbeda. Hal tersebut akan bergantung pada kebijakan tiap Studienkolleg. Selain itu, tiap-tiap program Studienkolleg (dari 5 program yang ada) juga akan menerapkan syarat yang berbeda.
Misalnya, untuk mengikuti Studienkolleg jurusan M-Kurs atau G/S Kurs, siswa tidak hanya harus memiliki kemampuan bahasa Jerman dasar, tetapi pada tingkat menengah. Siswa harus memiliki sertifikat Mittelstufe, yaitu Zentrale Mittelstufe Prüfung yang dikeluarkan oleh Goethe Institut.
Ujian Masuk Studienkolleg
Selain harus memenuhi syarat-syarat tertentu, siswa yang ingin mengikuti Studienkolleg Indonesia juga harus mengikuti ujian masuk. Ujian masuk untuk mengikuti Studienkolleg dikenal dengan nama Aufnahmeprüfung.
Secara umum, ujian Aufnahmeprüfung hanya akan berisi materi seputar bahasa Jerman. Namun, untuk masuk ke jurusan kuliah yang merupakan ilmu pasti atau sains, tes Aufnahmeprüfung akan ditambah materi berupa matematika.
Faktanya, ada banyak siswa yang gagal melewati ujian Studienkolleg atau Aufnahmeprüfung. Oleh karena itu, banyak yang mengantisipasinya dengan mendaftar Aufnahmeprüfung di lebih dari satu kota. Hal tersebut mungkin dilakukan karena Aufnahmeprüfung tidak diadakan serempak dan hanya dua kali setahun.
Aktivitas di Studienkolleg
Apabila memutuskan untuk mengikuti Studienkolleg di Jerman, maka hal yang penting untuk diperhatikan adalah kuota penerimaan. Setiap Studienkolleg memiliki kuota penerimaan untuk siswa asing. Berbeda dengan Studienkolleg Indonesia, yang tentunya tidak memberi batas jumlah siswa Indonesia yang ingin menempuh pendidikan.
Setelah berhasil masuk Studienkolleg dengan melewati ujian Aufnahmeprüfung, siswa akan ditempatkan si sebuah asrama calon mahasiswa atau Studentenwohnheim. Jika mengikuti Studienkolleg di Jerman, siswa akan mendapatkan tiket transportasi yang dapat digunakan di negara bagian tempat Studienkolleg itu berada.
Asrama yang ditempati di Jerman tidak gratis, meskipun juga tidak mahal. Keuntungan tiggal di asrama tersebut adalah kemungkinan untuk berinteraksi dengan siswa lain secara intens.
Jika kita mengikuti Studienkolleg di Jerman, artinya kita juga harus mendaftar asuransi kesehatan. Sayangnya, tidak semua lembaga asuransi bersedia menerima seseorang yang masih berstatus Studienkolleg. Oleh sebab itu, persiapkan informasi lembaga asuransi sejak awal. Biaya yang lazim untuk asuransi adalah 50 euro/bulan.
Mahasiswa di Jerman diizinan bekerja selama tidak lebih dari 90 hari/tahun. Namun, siswa yang masih berstatus Studienkolleg tidak diperbolehkan. Siswa hanya dipersilahkan konsentrasi belajar. Apabila melanggar, misalnya part time di kafe, maka akan dihukum sebagai pekerja gelap di Jerman.
Perbedaan Studienkolleg di Jerman dan di Indonesia
Sebagai siswa yang akan melanjutkan pendidikan di Jerman, kita bisa mengikuti Studienkolleg Jerman atau pun Studienkolleg Indonesia. Keduanya tentu memiliki beberapa perbedaan, meskipun keduanya juga dianggap sebagai langkah legal.
Studienkolleg di Indonesia tentu lebih sesuai dengan mental siswa Indonesia. Studienkolleg di Indonesia bekerja sama dengan universitas di Jerman untuk menyelenggarakan Studienkolleg. Waktu tempuh pendidikan yang digunakan di Studienkolleg Indonesia hanya sekitar 9 bulan. Sementara di Studienkolleg Jerman, umumnya harus 12 bulan.
Yang banyak menjadi pertimbangan adalah bahwa Studienkolleg Indonesia lebih murah. Ditambah lagi, karena bertempat di Indonesia, maka siswa yang mengikuti Studienkolleg Indonesia bisa menghemat biaya hidup dibanding jika sudah ada di Jerman.
Jika memutuskan untuk mengikuti Studienkolleg di Jerman, maka harus memperhatikan di mana negara bagian letak Studienkolleg tersebut. Ada beberapa peraturan berbeda yang diterapkan oleh masing-masing negara bagian di Jerman.
Umumnya, Studienkolleg di Jerman juga akan memuat pelajaran seperti pelajaran di sekolah menengah tingkat atas. Namun, ada juga Studienkolleg yang memberikan program Vor-Kurs. Vor-Kurs adalah kursus persiapan untuk menghadapi ujian masuk universitas. Selain pengetahuan teori, siswa akan diajari trik mengerjakan soal secara efesien.
Langkah Setelah Lulus Studienkolleg
Ketika siswa sudah dinyatakan lulus dari Studienkolleg, maka selanjutnya dapat mencari informasi ke Zentral Studienberatung atau Pusat Konsultasi pendidikan di Jerman. Ketahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai universitas atau Fachhochschule yang ingin dimasuki.
Tidak ada salahnya untuk menghubungi sekretariat bidang studi di universitas tertentu. Informasikan bahwa kamu telah memiliki tanda lulus Studienkolleg, sehingga akan diberi notifikasi jika ingin mendaftar ke universitas tersebut.
Bagi mahasiswa internasional atau yang berasal dari luar Jerman, umumnya akan disediakan Akademisches Auslandamt (AAA) oleh setiap universitas. Kita akan mendapatkan layanan konsultasi dan pengarahan melalui AAA tersebut.
Langkah Persiapan Kuliah ke Jerman
Apabila ingin kuliah ke Jerman sementara mengambil Studienkolleg di Indonesia, sudah tentu harus memperhatikan pengumuman secara serius. Supaya tidak tertinggal jadwal, maka peta persiapan untuk kuliah ke Jerman berikut bisa digunakan.
Sekitar 2 – 1 tahun sebelum ke Jerman, persiapkan untuk mengambil kursus bahasa Jerman level A1 (dasar) sampai B2 (menengah). Umumnya universitas mensyaratkan kemampuan B2 bagi mahasiswa program reguler, namun berbeda-beda tiap universitas. Untuk mendapatkan B2, kita harus memulai dari A1.
Sekitar 1 tahun – 6 bulan sebelum ke Jerman, silahkan menentukan jurusan studi dan universitas yang menyediakan. Pertimbangkan untuk mengikuti kuliah di kampus yang ada di Jerman, bukan program studi universitas Jerman yang diadakan di luar Jerman.
Sekitar 6 bulan sebelum ke Jerman, persiapkan dan tulis dengan baik surat motivasi dan daftar riwayat hidup. Esai yang akan kita kirim bisa menjadi pertimbangan paling besar bagi universitas untuk menerima.
Sekitar 6 – 4 bulan sebelum ke Jerman, persiapkan beberapa hal di bawah ini.
1. Ikuti ujian tes bahasa Jerman level B1 dan cari tempat kursus level B2 di Jerman, apabila belum mempersiapkannya di Indonesia.
2. Cari tempat tinggal, pilih yang sesuai dengan jarak dan biaya. Gunakan jaringan alumni atau mahasiswa Indonesia yang sudah ada di Jerman.
3. Buat lamaran Studienkolleg. Kita bisa mengikuti Studienkolleg di Indonesia atau pun di Jerman. Apabila sebelumnya sudah mengikuti Studienkolleg, maka bisa langsung melamar masuk universitas. Studienkolleg ditempuh 9-24 bulan.
4. Siapkan terjemahan dokumen-dokumen penting yang disyaratkan universitas.
Sekitar 3 bulan sebelum ke Jerman, persiapkan buku tabungan Sperrkonto di Deutsche Bank dengan isi sekitar 8000 euro. Uang yang ada dalam tabungan tersebut tidak akan hangus dan bisa diambil kembali di akhir studi. Jika digunakan, maka jumlahnya harus dikembalikan setiap perpanjangan visa.
Kegunaan Sperrkonto adalah sebagai bukti untuk menjamin kehidupan kita selama di Jerman, dan mempermudah penerbitan visa. Setelah itu, kita bisa melamar visa studi di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Itulah tadi uraian mengenai Studienkolleg atau persiapan bagi siswa Indonesia yang ingin kuliah ke Jerman. Buat pertimbangan matang, apakah akan mengikuti Studienkolleg Indonesia yang lebih cepat dan murah atau Studienkolleg di Jerman yang bisa mengenal kebudayaan masyarakatnya.