Yuk Isi Form di Bawah, Tim Kami Siap Melayani Anda

Kerja di Jepang – Bekerja ke luar negeri kini semakin banyak diminati oleh anak-anak muda. Hal itu dilakukan untuk mendapat pengalaman baru dan juga gaji dalam mata uang yang berbeda, yang tentunya akan lebih besar apabila dikonversikan ke dalam rupiah.

Bekerja di Jepang atau di Jerman?

Beberapa negara yang menjadi tujuan anak muda untuk bekerja adalah seperti Jepang dan Jerman. Sebagai dua negara yang maju dan memerlukan banyak tenaga kerja, kerja di Jepang dan di Jerman bisa menjadi solusi sulitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Tetapi, manakah yang lebih baik atau sesuai bagi pekerja Indonesia? Kerja di Jepang atau kerja di Jerman? Simak perbandingannya berikut ini.

1. Syarat Kemampuan Bahasa

Salah satu syarat untuk kerja di Jerman ataupun Jepang adalah harus menguasai bahasanya. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat menghormati bahasanya sendiri sehingga tidak banyak yang dapat berbahasa Inggris di sana.

Begitu pula masyarakat Jerman yang lebih kerap menggunakan bahasa Jerman ketimbang bahasa Inggris. Oleh karena itu, syarat utama yang harus dipenuhi oleh adalah menguasai bahasa masyarakat di sana.

2. Lowongan Kerja yang Disediakan

Untuk para pekerja asing, Jepang dan Jerman umumnya hanya menyediakan lowongan pekerjaan di beberapa cabang saja. Misalnya, perawat non medis dan Au Pair. Namun, bisa saja lowongan pekerjaan dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu di tahun tersebut.

Untuk anak muda yang ingin mencari pengalaman, kerja sebagai Au Pair bisa menjadi pilihan yang paling cocok. Kita bisa bekerja dan sambil belajar budaya negara tersebut selama setahun saja.

3. Perbedaan Budaya

Bagi masyarakat Indonesia, baik negara Jerman ataupun Negara Jepang memiliki perbedaan budaya yang cukup signifikan. Akan tetapi, sebagai sesama orang timur, mau tidak mau harus diakui bahwa Jepang lebih ramah untuk ditempati.

Tingkat individualitas di Jepang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan Indonesia. Namun, lebih sulit mencari teman di Jerman. Dalam pandangan masyarakat Jerman, bahkan mereka hanya memiliki sedikit saja teman di Facebook.

4. Komunitas Masyarakat Indonesia

Baik di Jepang ataupun di Jerman, sama-sama terdapat banyak masyarakat Indonesia yang menetap. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa Jepang jauh lebih banyak menampung para pekerja atau diaspora asal Indonesia.

Ada sekitar 56.000 orang Indonesia yang ada di Jepang. Dengan banyaknya pekerja dari Indonesia di Jepang, kita dimungkinkan mendapat informasi lebih banyak mengenai pekerjaan yang akan kita lakukan.

5. Perbedaan Tingkat Keamanan

Jepang adalah salah satu negara dengan tingkat kejahatan paling rendah di dunia. Dalam hal ini, bekerja di Jepang lebih bisa diharapkan ketimbang bekerja di Jerman. Tingginya tingkat imigran di Jerman juga mempengaruhi pandangan masyarakat asli di sana terhadap pendatang, terutama dari Asia.

Meskipun begitu perusahaan tempat bekerja tetap akan memberi jaminan perlindungan. Jika kita kerja melalui lembaga penyalur yang terpercaya, kita akan diberi perlindungan khusus.

6. Pajak Untuk Pekerja Internasional

Setiap negara menerapkan pajak berbeda bagi para pekerja yang berasal dari luar negara. Akan tetapi, Jerman dinilai menerapkan pajak yang lebih tinggi. Para pekerja asing TKI banyak yang lebih sukses bekerja di Jepang, walaupun hanya berada di sektor-sektor kecil seperti perikanan.

7. Biaya Hidup

Sebagai seorang perantau, biaya hidup ketiga kerja di Jepang akan relatif sama dengan biaya hidup ketika kerja di Jerman. Biaya akomodasi akan bergantung pada di mana kota kita tinggal. Namun, lazimnya dalam gaya hidup antara bos dan pekerja di Jerpang tidak terlihat jauh berbeda.

8. Cara dan Budaya Bekerja

Jepang adalah salah satu negara yang dikenal memiliki masyarakat gila kerja. Orang-orang di sana di ketahui sangat suka lembur dan mengejar produktivitas yang lebih baik. Akan tetapi, sebenarnya masyarakat Jepang memiliki waktu kerja pokok yang lebih pendek.

Rata-rata jam kerja di Jepang adalah sekitar 6,5 jam dalam sehari atau selama 34 jam per minggu. Waktu tersebut sudah termasuk jam istirahat makan siang atau makan malam. Sementara itu, rata-rata yang kerja di Jerman adalah selama 40 jam per minggu.

9. Kedisiplinan dalam Bekerja

Jepang memang dikenal sebagai salah satu masyarakat yang sangat disiplin. Tidak sedikit para pekerja dari luar negeri yang akhirnya dipulangkan karena memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah.

Karena tingkat kedisiplinan yang tinggi tersebut, banyak pekerja yang kemudian malu jika tidak masuk kerja walaupun dalam keadaan sakit. Oleh sebab itu, kita memang harus melatih diri untuk tidak bermalas-malasan.

10. Waktu Untuk Berlibur

Kebanyakan masyarakat Indonesia yang bekerja di Jepang akan mengabaikan waktu liburan dan memilih untuk bekerja tambahan. Hal ini sebenarnya sesuai dengan kebiasaan masyarakat di Jepang yang memang lebih suka bekerja.

Oleh sebab itu, orang yang bekerja di Jepang akan lebih memilih untuk sekali perjalanan. Dengan kata lain, jika ingin pulang ke kampung halaman, maka hal itu sekalian saja untuk berhenti bekerja

Itulah tadi beberapa catatan ketika kamu ingin kerja di Jepang. Kamu bisa memikirkan beberapa pertimbangan terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk bekerja di Jepang atau negara lain.

Butuh Konsultasi?

Kamu bisa membuka laman virtueducation.org untuk melihat berbagai pertimbangan. Di virtu education, kamu juga bisa bertanya lebih jauh mengenai keuntungan bekerja di Jepang atau negara lain.

Apalagi, jika kamu masih bingung menentukan jalan menuju Jepang. Studiva dapat dijadikan sebagai penyalur tenaga kerja anak muda ke berbagai negara. Kita akan dibimbing dan ditempatkan di sektor pekerjaan yang kita minati.